Jumat, 05 Juni 2009

Apa saja sih isi Seserahan ?


Seserahan itu sebenarnya merupakan simbolisasi dari pihak pria sebagai bentuk tanggung jawab ke pihak keluarga wanita. Untuk adat istiadat Jawa, seserahan biasanya diberikan pada saat malam midodareni atau untuk adat istiadat Sunda, seserahan biasanya diberikan pada saat ngeuyeuk seureuh. Namun tak jarang yang memberikan seserahan pada saat akad nikah.
Banyak yang tanya apa saja sih isi Seserahan. Untuk adat Jawa, seserahan yang wajib adalah pakaian untuk wanita dari atas sampai bawah. Singkatnya sih macam kebaya (bahan kebaya) dan kain jarit bawahannya.
Berikut adalah tips-tips dalam menyiapkan seserahan :

1. Sebaiknya dibuat daftar-daftar barang yang akan dibeli. Selain baik untuk proyeksi budget, bagus juga untuk menentukan kapan sebaiknya mulai membeli barang-barang tersebut. Bisa disesuaikan dengan musim sale yang ada.


2. Setelah daftar dibuat dan budget ditentukan, sebaiknya barang seserahan dapat mulai dicicil untuk membelinya dari jauh-jauh hari. Selain meringankan secara finansial karena tidak keluar sekali banyak, dapat meringankan beban pikiran juga. Dan memilih bisa lebih rileks dan tidak terburu-buru.


3. Terutama untuk adat Jawa : Seserahan baiknya dalam jumlah ganjil sebesar 3,5,7,..13..25..39.. Terserah saja yang penting ganjil. Besarnya jumlah seserahan terserah pihak mempelai wanita. Wehehehe.. Maksud gw terserah kesepakatan bersama saja.


4. Hantaran balasan dari pihak perempuan ke pihak laki tidak boleh lebih banyak dari seserahan pihak laki-laki ke perempuan. Dalam kasus saya sih, karena masih Jawa banget, jadi cuman kasih kancing gelung, kue serta buah ke mas.


5. Sebaiknya membeli barang-barang seserahan bersama-sama dengan mempelai wanita . Kalau ibu mempelai pria ingin ikut serta membelikan tetap harus disertai dengan kehadiran mempelai wanita. Kenapa begitu ? Well, kan seserahan itu kan ujung-ujungnya buat mempelai wanita. Jadi harus sesuai dengan selera mempelai wanita. Kalau disesuaikan dengan selera ibu mempelai pria takutnya tidak sesuai selera nya. Yaah beda jama, beda generasi , pasti beda selera lah yaaa..


6. Beli kotak / wadah hantaran sesuai dengan selera kita. Tidak perlu mahal yang penting cukup menempati barang-barang seserahan yang ada. Tidak terlihat/ tampak sumpek ketika kita menempatkan barang-barang seserahan tersebut pada kotak.


7. Jika ingin menggunakan jasa hias seserahan minimal 2 minggu sebelum hari H harus menyerahkan ke tempat hias seserahan. Supaya terburu-buru pengerjaannya dan hasil maksimal.


Naah itu tadi tips-tipsnya. Pertanyaan selanjutnya, biasanya apa saja sih isi seserahan ? Oke ini aku kasih gambaran besarnya yaah :


1. Pakaian : Kebaya dan Kain/ Baju Kerja / Baju Pesta
2. Alat-alat perawatan tubuh : Body Lotion, Sabun, Shampoo, Body Splash
3. Make Up : Pelembab, Foundation, Bedak, Lipstik, Blush on, Eye Shadow, Eye Brow, Eye Liner, Maskara
4. Sepatu/Selop
5. Tas
6. Pakaian dalam / Baju Tidur / Lingerie
7. Perhiasan/Jam Tangan
8. Parfum
9. Makanan dan buah


Untuk makanan bisa berupa kue-kue kering, atau lebih baik lagi seperti jadah, jenang, wajik yang lengket-lengket gitu deh. Kata orang Jawa sih biar selalu lengket dengan pasangan. Hihihi..
Terus untuk buah, ada 2 buah jeruk gulung sebagai lambang telah gemulung (bertekad bulat). Pisang ayu sebagai lambang sedyo rahayu (sejahtera).


Harus segitu ? Yaaah bisa kurang bisa lebih. Balik lagi kembali ke budget. Kalau aku siih yaaah kurang lebih segitu lah yaaa.. Lebih dikit deeeh..

sumber: http://lovejournal.widjanarti.com/2008/07/03/catur-wedha-atau-catur-sabda/

Susunan Acara Malam Midodareni

Acara, Adat Menurut adat Jawa, Malam Midodareni adalah malam menjelang akad nikah dan panggih. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita

Well, itu kan mitosnya. Tapi makna Malam Midodareni lebih dalam dari pada itu. Bisa terlihat dari prosesi yang akan dilaksanakan pada Malam Midodareni . Prosesi malam Midodareni antara lain adalah (sesuai urutan) :

Jonggolan / Nyantri

Jonggolan / Nyantri adalah datangnya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.

Pada saat Malam Midodareni, calon pengantin pria melakukan jonggolan tidak didampingi oleh orang tua nya. Namun hanya di dampingi oleh wakil keluarga yang telah ditunjuk oleh orang tua pengantin pria. Pada saat Malam Midodareni calon pengantin pria memberikan calon pengantin wanita berupa bingkisan yang berisi semua kebutuhan sehari-hari calon pengantin wanita. Bingkisan ini yang biasa disebut Seserahan. Dan harus dalan jumlah ganjil.

Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih oleh calon ibu mertua / ibu calon pengantin wanita.

Tantingan

Setelah calon pengantin pria datang menunjukkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga calon pengantin wanita saatnya calon pengantin wanita (sekali lagi) ditanya oleh kedua orang tuanya tentang kemantapan hatinya.

Pada malam midodareni calon pengantin wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang dapat melihat hanya saudara dan tamu yang wanita saja. Para Gadis dan Ibu-ibu.

Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua.

Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha

Catur Wedha
adalah wejangan yang disampaikan oleh calon bapak mertua / bapak calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria. Catur Wedha ini berisi empat pedoman hidup. Diharapkan Catur Wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga nanti.

Wilujengan Majemukan

Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :

Kancing gelung : seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih
Sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.
Begitulah proses Malam Midodareni.

sumber : http://lovejournal.widjanarti.com/2008/07/03/catur-wedha-atau-catur-sabda/